Tulisan
ini editan dari esai (ketika SMP) dengan judul sama dari blog
lama saya.
Bagi
Anda yang telah memiliki flash disk, dan suka men-download
file-file unik dari internet, penuhnya flash disk
adalah hal wajar. Dan yang pasti, isinya berantakan seperti ini ;)
Jika
suka meng-upload file, atau blogging seperti saya,
maka flash disk Anda juga akan cepat penuh (dan berantakan).
Jika
men-download tapi di warnetnya jarang ada download manager,
apa yang akan Anda lakukan? Mengambil download manager-nya sendiri
dari website? Tentu disimpan di flash disk, bukan?
Kemudian
jika sering membersihkan virus di PC orang, tentu ada antivirus
dalam flash disk.
Punya
antivirus seperti Avira, tentu rajin dong men-download
updater lalu menyimpannya di flash disk? Namun tidak
rapi, dan takut menghapus salah satunya. Kalau salah hapus kan
berabe? Sudah bersusah download, malah dihapus.
Untuk
itu, Anda membeli flash disk kapasitas besar, 16 GB misalnya.
Sebaiknya flash disk kapasitas itu dioptimalkan.
Maka
dari itu akan saya bahas di sini bagaimana memaksimalkan penggunaan
flash disk.
1)
Menata File Download Dalam Flashdisk
Penataan
sangat penting, karena flash disk yang semrawut membuat Anda
pusing mencari file, terutama file yang Anda lupa
namanya. Jika Anda meminjamkan flash disk tersebut, orang akan
sangat kesulitan memakainya (yang punya saja kesulitan, apalagi yang
tidak?). Nah, kini saatnya melakukan beberapa trik sederhana untuk
merapikan hasil download.
Buatlah
sebuah folder baru dalam flash disk Anda, dan namai dengan kata
khusus download (misal dinamai “DOWNLOAD DARI INTERNET TARUH
SINI!!!”). Ini adalah folder utama khusus download.
Ketika
men-download, buatlah folder khusus di dalamnya dan namai dengan
tanggal download (misalnya 2 Desember) agar mudah dihapalkan.
Kemudian masukkan langsung file-file yang di-download ke
dalamnya. Kalau bisa langsung dari konfigurasi download manager.
Cara seperti ini akan memudahkan ketika kita butuh file-nya,
dan memudahkan pula ketika kita mau menghapus jika sudah usang
(contoh: updater lawas).
Sortirlah
file-file Anda ketika Anda membutuhkannya. Ketika
berada pada jendela Windows Explorer, klik kanan >Arrange icons
by > type & show in groups. Ini akan memudahkan kita dalam
mencari, karena file diurutkan berdasar tipenya.
2)
Mengamankan Flashdisk Dari Virus
Ini juga penting, keamanan. Pernahkah mengalami
rusaknya file-file eksekutabel karena ulah virus? Sality
misalnya? Pasti Anda jengkel sekali. Rasanya mau meremas si pembuat
virusnya. Hasil kerja kita seakan tidak dihargai, padahal uang 9000
habis untuk men-download file berukuran 600MB. Bagaimana
mengamankan flash disk? Mari kita lihat.
a) Antivirus
Siapkan selalu antivirus dalam flash disk
Anda. Usahakan bawa yang portable seperti PCMAV, SmadAV,
SimpleMachineProtect, ANSAV, dll. Tidak ada salahnya juga membawa
buatan luar seperti AVG atau AVIRA. Malah bagus karena semakin
lengkap perlindungan akan semakin baik. Oiya, jangan lupa pula scan
UFD setelah masuk PC warnet. Jangan sampai virus jahat dari warnet
masuk ke PC Anda.
Mengapa harus portable? Karena beberapa
warnet tidak mengizinkan instalasi software apa pun, kadang
malah tidak boleh menjalankan exe. Juga masalah kapasitas. Nah, jika
Anda menyertakan antivirus besar seperti Avast!, maka jika flash
disk Anda terkena virus asing, bisa segera ditanggulangi. Karena
untuk virus asing biasanya belum dikenali oleh antivirus domestik.
Juga untuk menolong orang yang kesusahan, karena saya pernah bertemu
orang yang komputernya diserang virus. Tanpa babibu saya coba install
antivirus. Ya alhamdulillah berhasil dan orangnya senang. Duh,
bahagia rasanya. Silakan coba, dan barangkali malah bisa jadi bisnis
buat Anda :)
b) Rename
Ketika Anda masih mencolokkan UFD di PC bersih,
hasilnya takkan terasa. Namun sangat berguna bila Anda mencolokkan
UFD Anda di PC terkontaminasi virus. Biasanya, virus aktif selalu
memonitor aplikasi yang dijalankan. Jika ada aplikasi yang memiliki
caption” antivirus” misalnya, maka otomatis di-kill oleh
si virus. Atau file yang namanya mengandung string
“antivirus”, akan di-stop. Bahkan dirusak agar tidak bisa
jalan lagi. Nah, untuk mengakalinya gantilah nama file
antivirus Anda dengan nama yang tidak ada hubungannya dengan virus.
Misalnya, saya menamai Avira dengan “tahutempe.exe”
untuk mengelabui virus. Atau PCMAV-CLN.exe dengan “apelbosok.exe”
untuk membasmi Almanahe. Terbukti meski tidak selalu berguna, tapi
ampuh untuk beberapa kondisi.
c)
Kompres Aplikasi
Yang
ini sangat mujarab untuk mengelabui virus lagi. Biasanya, virus hanya
akan melahap exe yang masih telanjang (mentah). Nah, jika Anda
membiarkan sebuah pcmav-cln.exe di direktori UFD, kemungkinan virus
bisa merusaknya hingga corrupted
dan tidak bisa digunakan lagi. Strateginya, compress
dengan aplikasi seperti IZArc, WinZip, WinRAR, ZipGenius, 7Zip, atau
yang lain. Sehingga file
exe takkan bisa digunakan jika belum di-decompress. Sebaiknya gunakan
tipe kompresi yang umum seperti *.zip, karena beberapa warnet hanya
menginstall WinRAR yang tidak bisa membuka format 7Zip (yang kini
populer karena rasio kompresi tertinggi di antara semua format
kompresi lainnya). Tidak masalah meski rasio kompresinya kecil,
pokoknya data Anda aman selama exe berada dalam “kantung” zipnya.
Anda tidak perlu mengekstraknya dulu jika ingin menginstal -avira
misalnya-, cukup klik dua kali pada file
yang ada saja. Instalasi akan berjalan dari RAM. Anda akan menghemat
waktu karena ekstraksi tidak dilakukan. Sayangnya Anda tidak bisa
apa-apa jika virus yang menyerang adalah virus bertipe penghancur,
yang akan menghapus apapun yang dilewatinya. Atau virus yang punya
kemampuan menginjeksi file
kompresi. Namun setidaknya Anda telah melakukan sesuatu yang
defensif, lebih baik dari tidak sama sekali ;)
d) Mem-password Folder
Anda
bisa melindungi folder rahasia dengan aplikasi khusus untuk
menyembunyikan atau mengunci folder dengan password. Jadi hanya Anda
yang bisa membukanya. Ada banyak sekali aplikasi enkripsi, contohnya
Kaka Folder Folder Protector, AbiCoder, Folder Lock, LockCript,
TrueCript, dan banyak aplikasi lainnya. Dari semuanya saya memilih
Kaka, karena portabilitas dan kesederhanaannya. Ukurannya kecil, cuma
777 KB.
Sekalipun
aplikasinya terserang virus, namun isinya dijamin aman karena sekali
terpassword maka isinya tak akan bisa dihapus, dibuka, maupun
dilihat. Sama seperti itu, simpan file
penting Anda dalam sebuah folder lalu encrypt-lah. Bisa juga untuk
file-file
lain seperti software
rahasia Anda.
e)
Simpan Aplikasi Untuk Kepentingan Khusus
Saya
punya folder bernama “Senjata Rahasia I-net”. Sesuai namanya, dia
berisi semua aplikasi dan file pendukung kerja saya dalam
berinternet. NetTools, Avira, AVG, PCMAV+ClamAV, Opera, Firefox,
Maxthon, Chrome, IDMan, Gigaget, dan banyak file lain saya
masukkan ke dalamnya untuk bermacam aktivitas. Maxthon misalnya,
berguna ketika saya bosan dengan Firefox dan Opera. Saya selalu
menyertakan IDMan sekaligus Gigaget instaler untuk saya pakai
sewaktu-waktu. Bagi saya keduanya adalah download manager terbaik
saat ini. Berlaku juga untuk semua software lain (yang Anda
suka).
Kadang
jika saya membutuhkan Leecher, tinggal ambil dari flash disk
karena installernya sudah saya sertakan. Juga untuk antivirus,
aplikasi grafis kecil seperti UltimatePaint (karena MS Paint tidak
mencukupi untuk kebutuhan blogging sedangkan GIMP kebesaran),
dan beberapa aplikasi lain. Anda bisa melakukannya sendiri, masukkan
software yang biasa Anda pakai di rumah ke dalamnya.
3)
Periksa Selalu Sisa Kapasitas UFD Sebelum Download
Saya pernah mengalami pengalaman
pahit. Unduh file besar pakai IDMan, tapi begitu selesai
(rebuilding) file-nya tidak bisa disimpan karena kepenuhan.
Untung IDMan menyimpannya di folder temporer sehingga saya bisa
meng-copy-nya ke flash disk. Tentunya dengan mengorbankan
beberapa file yang sudah terdownload. Rasanya mengerikan
sekali, 390 MB yang saya peroleh susah payah selama 2 jam harus
dibuang begitu saja. Meski kecil, namun bagi saya ukuran segitu sudah
guede untuk di-download. Makanya, periksalah kapasitas UFD
sebelum men-download.
4) Defrag UFD Anda Untuk
Mempercepat Kinerjanya
UFD
berkinerja lamban? Ada beberapa penyebab. Pertama, sisi fisik
hardware-nya memang hanya berkecepatan (transfer rate) kecil. Kalau
sudah begini diapakan juga susah. Kedua, dari sisi logik. Dari sisi
logikal ini bisa diakibatkan tipe filesystem,
sisa kapasitas, adanya virus yang menghalangi akses UFD, dan
lain-lain. File ter-fragment juga memperlambat kinerja disk
storage
Anda. Kalau dari sisi logikal saja, relatif mudah menanganinya. Tidak
cuma hard disk,
tapi UFD juga bisa kena penyakit ini. Karena itu saya sarankan defrag
juga UFD Anda secara teratur untuk merapikan isinya. Gunakan software
defrag yang bisa dipercaya seperti Auslogic Disk Defrag. Karena jika
Anda melakukannya dengan software
bawaan Windows, bisa lama sekali. Hal ini dikarenakan programnya dan
access time
UFD Anda. Kecepatan kerja UFD belum secepat hard disk, bukan? Dengan
melakoni ini UFD akan berjalan lebih kencang.
5) Gunakan Fungsi Lock
Bagi yang punya UFD dengan fitur
MP3 player, berbahagialah karena biasanya terdapat sebuah kenop
khusus untuk mengunci UFD secara fisik. Sehingga UFD tidak akan bisa
ditulis kalau kenop itu tidak digeser. Keuntungannya adalah jika Anda
ingin memasukkan UFD Anda ke PC yang virusnya banyak, tidak perlu
takut lagi. Data Anda akan aman karena komunikasi antar hardware
hanya berlaku satu arah saja.
Saya
pernah mengalami hal lucu mengenai kenop khusus ini. Seseorang
memberikan MP3 Playernya pada saya, lalu saya coba di rumah. Wah
masih bisa disetel meskipun kapasitasnya hanya 128 MB. Sayangnya
kemudian MP3 player itu tidak bisa diutak-atik isinya. Saya ingin
mengganti isinya, tapi tidak bisa di-delete. Akhirnya selama ±
satu
bulan, terbengkalai. Kemudian tibalah satu hari yang spontan ketika
saya mandi, keramas, saya ingat sesuatu. “Oh iya... flash disk-nya
aku protect,
ya!”, begitulah kira-kira. Saya coba menggeser kenopnya, dan BISA!
Duh lucunya diri ini, baru sadar ya? Mohon maklum :)
Dari
itu kita bisa ambil hikmah bahwa sekali protect tetap protect.
Isinya akan aman selama kenopnya masih ada di posisi “locked”.
Silakan coba sendiri tapi jangan coba-coba ulangi kesalahan saya :)
Hehehe.
6)
Catatlah URL Penting Dalam TXT
Saya gemar downloading. Saya juga suka
membaca majalah komputer. Akhirnya saya menemukan banyak URL yang
menarik. Nah, karena saya ini pelupa berat, maka saya mencatatnya di
buku kecil. Namun, sebentar saja buku itu sudah penuh URL. Maka dari
itu, saya menyimpannya dalam sebuah file teks (bisa *.txt atau
*.rtf) yang nanti dibuka pakai WordPad atau Notepad. Semua jadwal
saya, akhirnya saya tulis juga di dalamnya. Jika berangkat ke warnet
nanti, saya mau download program Ajurnet, misalnya. Tulis saja di
file tersebut “download ajurnet—13 MB”. Jangan lupa
pisahkan tiap jadwal dengan garis/karakter unik agar bisa dibedakan.
Keuntungan
memakai RTF adalah kita bisa memberi warna pada karakternya. Jadi
jadwal Anda akan lebih mudah dibaca. Jangan lupa sertakan ukuran file
yang akan di-download (kalau ada) agar bisa mengira-ngira kapan
selesainya. Tak harus download.
Bisa juga jadwal upload
Anda tulis di situ. Saya juga kerap menulis jadwal mencari referensi.
Pokoknya usahakan jangan menulis password,
karena bia dibaca orang nanti. Namun tak jadi masalah jika Anda
orangnya pemberani :D
7) Backup Data Anda!
Ini juga penting. Jika file yang Anda
download termasuk berharga bagi Anda, terutama file
besar, maka patutlah kiranya Anda membuat backup-nya. Terserah di
media apa saja bisa. Baik di hard disk, UFD lain, CD, DVD,
bahkan online storage. Buatlah backup teratur. Jika
Anda memperhatikan tips sebelumnya, maka akan terasa manfaat
membuat folder sendiri tiap Anda download sesuatu. Misalnya hari ini
(tanggal 22) Anda men-download dan data dimasukkan ke dalam folder 22
Maret, maka metode backup-nya cukup copy paste saja folder
tersebut. Sehingga nanti Anda akan lebih mudah menemukan kembali
file-nya.
Jika Anda mem-backup ke hard disk, ada
sebuah tip kecil. Buatlah sebuah folder khusus di partisi sekunder.
Beri nama sesuai tema, misalnya BACKUP ARASAFAREL dan buat lagi di
dalamnya bernama “DOWNLOAD DARI INTERNET TARUH SINI!!!”
(ARASAFAREL adalah nama UFD saya). Organisir akan mudah.
Anda kurang setuju dengan tips di atas?
Punya cara sendiri? Silakan saja. Saya sendiri melakukan backup
dengan kategori Aplikasi dan yang lain. Mereka terpisah, namun yang
paling penting adalah executable yang saya download
dengan susah payah. Prioritas kedua adalah file HTML, PDF atau
dokumen apa pun yang saya download sebagai referensi sekaligus
penambah wawasan saya. Sebenarnya tidak ada keharusan meletakkan file
backup di satu tempat. Saya mem-backup PDF dari UFD ke folder PDF
FILES di direktori My Document. Backup di banyak tempat adalah
sebagai cadangan ketika salah satu media sedang ngadat atau
hilang.
Setelah mem-backup ke hard disk,
sebaiknya burn saja ke CD-R agar aman kemudian simpan. Belilah
tas khusus koleksi CD yang bisa diperoleh di supermarket
terdekat. Saya biasanya menyimpan
semua koleksi CD bonus majalah dan backup saya di situ.
Backup yang unik adalah upload ke online storage. Namun
di sini kendalanya adalah bandwidth. Maukah Anda meng-upload
file sebesar 300 MB hanya untuk backup? Berapa waktu habis
untuk upload? Lagipula, maukah Anda men-download-nya untuk restore?
Nah, inilah tantangan backup online di negara ber-bandwidth
rendah seperti ini. Tapi tenang, beberapa tahun ke depan insya Allah
bandwidth Indonesia akan meningkat :)
Pengalaman
menyedihkan adalah ketika men-download trueSpace 7.6 sekaligus PDF
tutorialnya (180 MB), lupa burn.
Saya ingin menginstall Linux lagi, namun naas ada kesalahan. Partisi
E:\ saya terhapus semua isinya. Sempat kaget, dan hampir stres.
Untung ada penangkalnya :D Akhirnya saya download
lagi (sekalian video tutorialnya) dan kemudian saya langsung burn.
Belajar dari pengalaman memang paling baik, terbukti dengan kejadian
seperti ini. Jangan ditiru ya, kawan-kawan ;)
Conclusion
Nah itulah tips yang kesemuanya diambil
dari pengalaman saya. Saya amat menggemari downloading,
blogging, dan mencari referensi di internet. Tiap hari ada
saja file baru yang masuk ke UFD. Jadi mau tidak mau saya
harus jadi orang rajin, meskipun keseharian saya belum tentu. Entah
kenapa, di dunia TI-lah saya justru bisa rajin. Mungkin begitu halnya
dengan Anda, silakan coba sendiri dan buktikan bahwa mengelola UFD
tidaklah sulit. Jangan biarkan UFD Anda terbengkalai di rumah. Kalau
masih bisa dipakai, mengapa tidak?